Self Love Sedari Muda
Tulisan ini dipicu oleh status whatsapp adik saya yang
memposting foto dirinya sedang berdiri tersenyum
menghadap kamera, mengenakan seragam
pramuka lengkap dengan dasi merah putih juga bendera semapur dengan caption ‘Aku
perempuan, dan aku sayang diriku (emot kiss)’.
Statusnya mengingatkanku dengan aku yang masih seumuran adikku
kala itu, kala SMK. Pada saat itu belum
ada WA, hanya facebook yang diisi dengan status-status palsu (shit)
motivasi, tanda-tandaan foto dengan kawan, atau foto-foto narsis diri
sendiri. Pada saat seumuran itu aku
belum tau apa itu ‘self love’. Bilang mencintai diri sendiripun tidak terpikir.
Aku merasa senang, saat mambacanya. Di usianya yang masih
belia setidaknya status itu menandakan beberapa hal, adikku dalam keadaan mental
yang baik, dia mengetahui kalau dia mencintai dirinya sendiri, dia memperlakukan
dirinya dengan baik dan membaca bacaan
yang baik.
Sebagai seorang yang lebih tua darinya, aku mengetahui
mencintai diri sendiri itu sama pentingnya dengan kebelet berak, sama-sama perlu
di keluarkan. Jaman yang makin edyan ini, pikiran harus dijaga untuk tetep
waras, kalau tidak, bisa terjerembap dikebundetan persaingan duwur-duwuran yang
semakin tidak rasional. Akibatnya akan mudah stress, menyalahkan diri sendiri, merasa
tidak berguna, hopeless atau bahkan bunuh diri. Jangan sampe~
Mengucapkan terima kasih pada diri merupakan hal yang
penting dan membawa dampak mental yang baik. Bersyukur pada hal-hal kecil seperti
tidur nyenyak, mandi dengan air jernih, berak dengan lancar, mata berfungsi
normal, tinggal di kontrakan yang nyaman, mengenakan pakaian yang baik, bisa
sembahyang dengan tuma’ninah, bangun tidur tidak dikejar-kejar utang. Membuat
hidup lebih tidak was-was dan adem dalam merancang masa depan.
Begitu sedikit cerita dari saya yang lagi cuti kerja setengah
hari.
Ikan hiu makan tomat,
Selamat.
Komentar
Posting Komentar