Postingan

MIE GOMAK, MENCICIPI KULINER KHAS TOBA

Gambar
  Setelah hiatus selama 2 hari karena serangan pilek dan batuk   yang membuat saya enggan   melakukan aktifitas selain gulang-guling di kasur sambil sekrol-sekrol shitpost atau nonton film dokumenter The Secret of Saqqara Tomb di Netflix, akhirnya perlahan sirna. Diilhami oleh salah satu kalimat motifesyen pak Rusdi Mathari ‘kalau kau ingin fisikmu sehat, bergeraklah’. Sudah tentu, saya tidak langsung bergerak bangun setelah tidur, ada ritual ngulet dan mengumpulkan nyawa selama kurang lebih 15 menit sebagai intro mengawali hari Sabtu yang berisi tanya ‘mau ngapain   ya saya hari ini?’. Konon, katanya jika mau sukses itu, harus punya planning jadwal kegiatan rinci sebagai acuan. Saya mau melihat jadwal, yah ternyata saya baru ingat kalo saya gak punya jadwal kayak gituan. Yawes ,minimal udah ada planning abis bangun tidur mau ngapain, ya cuci muka dan gosok gigi, lur~ Di tengah-tengah kegiatan gosok gigi sambil ngaca itu, sambil memandang wajah sendiri lekat-le...

UNDANGAN KAWINAN DI MASA PANDEMI ITU MASALAH BARU KAUM PROLETAR

Gambar
          S ejak pemerintah mengeluarkan aturan tidak boleh menggelar resepsi pernikahan di masa pandemi, dari Maret sampai Juli (kalo gak salah), temen-temenku yang pada mau merit lebih memilih untuk postpone kawinannya sampe diperbolehkan lagi menggelar resepsi ria. Ya walaupun masih bisa kawinan tanpa resepsi dan hanya akad saja, kayaknya untuk masyarakat Indonesia wa bil khusus Jawa, menikah tanpa resepsi bagai sayur tanpa mecin, ora sedep. Keadaan ini dimanfaatkan dengan baik oleh kaum-kaum minor budget dengan menyegerakan pernikahan   di masa pandemi sebagai   aji mumpung kesempatan yang baik untuk segera memiliki foto jejer begron biru yang ‘khas’ itu, agar segera diluncurkan ke feed aiji dengan kepsyen ‘till jannah ya pasangan halalku’, ‘sah ya’ (emot love), atau cukup dengan emoticon cincin dan love love love, tentu saja dengan   matur   ke orang tua ‘lagi pandemi pak buk, gak boleh mengundang kerumunan orang’. Oke~ Kini se...

Self Love Sedari Muda

Gambar
  foto: unsplash.com      Tulisan ini dipicu oleh status whatsapp adik saya yang memposting foto dirinya sedang   berdiri tersenyum   menghadap kamera, mengenakan seragam pramuka lengkap dengan dasi merah putih juga bendera semapur dengan caption ‘Aku perempuan, dan aku sayang diriku (emot kiss)’. Statusnya mengingatkanku dengan aku yang masih seumuran adikku kala itu, kala SMK.   Pada saat itu belum ada WA, hanya facebook yang diisi dengan status-status palsu (shit) motivasi, tanda-tandaan foto dengan kawan, atau foto-foto narsis diri sendiri.   Pada saat seumuran itu aku belum tau apa itu ‘self love’. Bilang mencintai diri sendiripun tidak terpikir. Aku merasa senang, saat mambacanya. Di usianya yang masih belia setidaknya status itu menandakan beberapa hal, adikku dalam keadaan mental yang baik, dia mengetahui kalau dia mencintai dirinya sendiri, dia memperlakukan dirinya dengan baik dan membaca   bacaan yang baik. Sebagai seorang y...

A half of my Sat

Gambar
Semalam, aku keluar Aku mengendarai motor yang terasa seperti melayang, Aku lihat disekitarku, banyak yang mencari. Ada yang sendiri, tapi kosong Sendiri tapi, sedih Sendiri, dan benar-benar ingin sendiri Ada yang ingin berdua, tapi takut kecewa Ada yang ingin berdua, tapi takut penolakan Ada yang ingin mengajak, tapi takut kesakitan Aku mengambang Dari kejauhan, Aku lihat kilau merah-merah kecil riuh Lalu aku dekati Semakin dekat, aku masuk kedalamnya Semu, ternyata Tidak bahagia, sama sekali

Sugeng Tindhak

Gambar
Malam mulai padam Membuka rindu baru Bagi jiwa yang sedang sesak sendu Ku menuntun jalan  Hingga bertemu persimpangan Didepanmu, aku mematung Dibelakangmu, aku meraung Kenapa tak kau tinggalkan jejak  Untuk ku ikuti? Sedangkan bayangmu, kau tinggal dipelupuk mataku? Tahtaalf---

TERIMAKASIH, RAGA

Aku suka sekali membaca diwaktu malam. Temanku adalah musik dangdut setelan kamar sebelah yang punya daya magis karena speakernya membahana dari pojok ke pojok. Lagunya beragam, khususnya lagu-lagu yang biasa dibawakan Via Vallen. Malam punya rasa yang berbeda dengan siang. Saat ini, perasaanku terasa damai. Tadinya aku hendak membaca serial ketiga sebuah tetralogi Roman, tapi ada hal yang memerintahkan otakku untuk perlunya menceritakan hal sebuah hal sederhana ini pada kalian "bersihnya pikiran saat membaca diwaktu malam".  Selepas membuat cemilan berbahan dasar roti tawa yang ku contek dari internet, segera aku lucuti pakaian kering dari  hanger untuk kulipat, kurapikan dalam lemari, ada beberapa yang belum kering, jadi aku gantung lagi pada hanger. Setelah pekerjaan melipat baju selesai aku mengisi botok dengan air pel, membasahi kain pel, lalu membersihkan seluruh ruangan kosanku agar bersih dan nyaman untuk ku guling-gulingkan badanku diatasnya.  Selesai bebere...

Wedi Menungso

Gambar
  Doc Pribadi Lakon aku memang tak pernah habis untuk di kulik, selalu ada cerita baru di setiap helai waktu yang jatuh kadang tak bermakna. Malam lebih senang merayuku menulis hingga paginya aku lupa, bahwa aku sedang sakit kepala. Dan berniat untuk tidur cepat lagi pulas. Malah kau mengajakku bermain dalam terangnya layar dan gelapnya awan hitam malam yang semakin anggun saja ketika makin gelap. Aku gugup dengan adanya hari esok, lalu ku sembunyikan gugup itu dalam kain yang disebut 'aku ra popo'. Sehingga dengan begitu aku terasa lebih luwes menjalani kehidupan yang akarnya adalah pertemuan. Dengan siapa? Sudah pasti dengan yang Maha Keren. Memang Dia mau ketemu kamu yang hobinya ' Ngende sujud? ' hehe, aku pede saja dulu. Semalam lalu, aku menertawai Kau dengan temanku yang sama begonya denganku. Bertanya dan membahas isu klasik abg galau yang konon katanya sedang beranjak puber dan pusing mencari siapa daku sebenarnya?  Tak pelak membuat menusia disekeli...